“Dari realisasi pendapatan setelah kenaikan tarif, 72 persennya dìalokasikan untuk pelayanan pelanggan. Sisanya 28 persen dìgunakan untuk biaya pegawai. Kami juga bisa membeli 8 unit pompa untuk dalam kota dan 1 unit booster pompa distribusi,” kata Bertho
Kemudian Perumda juga bisa mengadakan 2 unit mobil tangki dan 1 unit pick up operasional. Selain itu Perumda bisa membeli water mater sebanyak 550 unit. Dan sekarang sedang proses membeli lagi 500 unit. Sehingga pencatatan pemakaian air oleh pelanggan bisa lebih akurat.
“Kami juga sudah bisa secara rutin melakukan pengurasan WTP satu kali dalam 3 bulan. Ini sangat berdampak pada kualitas air semakin baik dan bersih. Durasi pengaliran juga meningkat. Di satu sisi pelayanan membaik, di sini lain kinerja keuangan juga meningkat,” tambah Bertho.
Untuk tahun 2025 ini, lanjut Bertho, estimasinya Perumda Tirta Raja akan memperoleh laba mencapai Rp 1,7 miliar.
“Dengan laba ini, insya Allah kami bisa memberikan kontribusi buat PAD. Ini bermanfaat buat mendukung pembangunan OKU,” kata Bertho.
Bertho juga menjelaskan, jika penyesuaian tarif ini dìturunkan, maka Perumda bisa kembali merugi. Misalkan tarif dìturunkan 1 persen saja, maka Perumda bakal merugi mencapai Rp 300 jutaan.
“Itu perhitungan rumus dari Permendagri. Jika 2 persen dìturunkan, maka kita bisa rugi mencapai Rp 900 juta,” tutup Bertho yang menyampaikan klarifikasi via WA stafnya. (ril/tim)








