Oleh: Muhammad Aldy Mandaura
PESTA demokrasi merupakan fondasi utama dalam sistem politik Indonesia yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat.
Pemilihan umum (pemilu) bukan sekadar prosedur berkala untuk memilih pemimpin.
Tetapi merupakan sarana strategis dalam menentukan arah kebijakan nasional dan masa depan bangsa.
Oleh karena itu, menyambut pemilu bukan hanya tentang kesiapan teknis. Melainkan tentang kemampuan seluruh elemen bangsa. Dalam mempersiapkan diri secara multidimensional untuk menjaga stabilitas negara.
Persiapan multidimensional yang dimaksud meliputi berbagai aspek. Mulai dari politik, sosial, hukum, budaya, hingga teknologi informasi.
Pengalaman pemilu di Indonesia, terutama dalam dua dekade terakhir. Menunjukkan bahwa tantangan terbesar justru muncul dari sisi non-teknis.
Politik Identitas
Seperti maraknya politik identitas, penyebaran dìsinformasi dan lemahnya literasi politik. Serta rendahnya integritas dalam praktik politik elektoral.
Dari segi politik, partai politik sebagai pilar utama demokrasi. Memiliki tanggung jawab besar dalam mendidik dan mencerahkan masyarakat.
Partai politik tidak boleh semata-mata menjadi kendaraan menuju kekuasaan. m
Melainkan harus menjadi sumber gagasan dan solusi bagi persoalan bangsa.
Kampanye politik yang berorientasi pada program kerja, visi kebangsaan, dan etika publik perlu dìkedepankan. Bukan sekadar jargon populis yang mengabaikan substansi.
Selain itu, penyelenggara pemilu dan lembaga pengawas. Wajib menjaga integritas, netralitas, dan transparansi dalam setiap tahapan pemilu.
Kepercayaan publik terhadap proses pemilu merupakan faktor utama dalam menjaga stabilitas politik.
Jika proses demokrasi dìanggap tidak adil atau manipulatif. Maka potensi konflik sosial dan ketidakpuasan politik sangat mungkin terjadi.
Pada aspek sosial dan budaya, masyarakat Indonesia yang plural. Memerlukan pendekatan inklusif yang mendorong toleransi dan kesadaran kebangsaan.
Polarisasi berbasis agama, etnis, dan identitas lainnya harus dìcegah sedini mungkin.
Literasi Politik
Hal ini hanya dapat dìlakukan melalui penguatan literasi politik, pendidikan kewarganegaraan. Dan kampanye publik yang membangun kesadaran kolektif tentang pentingnya persatuan dalam keberagaman.