Dampak Sumber Daya Alam. Kerusakan Lahan dan Pertanian. Lahan pertanian seluas 40.000 hektar rusak akibat serangan udara dan tank. Setara 25% dari total lahan produktif di Gaza.
Tanah terkontaminasi: Logam berat dan bahan peledak menumpuk. membuat sebagian area tidak bisa dìtanami selama bertahun-tahun.
Krisis Air dan Sanitasi Sumur dan jaringan pipa: 70% sumur di Gaza rusak atau tertutup puing-puing. Pipa distribusi retak, sehingga 90% air yang tersedia terkontaminasi bakteri E. Coli.
Pengolahan limbah lumpuh: PLTA air limbah tidak berfungsi. Tumpahan kotoran langsung masuk ke laut, memengaruhi ekosistem dan pantai.
Polusi dan Sampah Perang Debu dan partikel PM 2.5 melonjak hingga 10 kali lipat dari ambang aman WHO setelah ledakan besar. Sampah konstruksi dan limbah medis: Tidak diangkut, menumpuk di jalanan. Ini menyebabkan risiko infeksi, racun kimia, dan kebakaran sampah.
Kerusakan Ekosistem Laut
Penangkapan ikan menurun 60% akibat polusi dan area larangan operasi nelayan. Terumbu karang dan lamun mati karena endapan limbah. Mengurangi keanekaragaman hayati pantai.
Kesimpulannya: Perang menimbulkan banyak kerusakan-kerusakan di Gaza yang berdampak pada warga sipil. Khususnya anak-anak dan para wanitanya.
Ini menunjukkan bahwa perang bukan hanya soal taktik militer. Melainkan juga bencana kemanusiaan, spiritual, dan ekologis. Banyak yang trauma, keyakinan yang tercederai, dan lingkungan yang terkoyak-koyak.
Hal ini membutuhkan pendekatan holistik: gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, rekonstruksi infrastruktur. Pemulihan ekologi, dan dialog lintas iman.
Namun, semua ini belum tentu bisa menyembuhkan luka masyarakat dunia. Terutama luka rakyat Palestina. Jeritan derita anak Palestin menggugah rasa prikemanusiaan kita. (*)