Saat ini, Zulhas mengklaim bahwa 97 persen dari target tersebut telah rampung dan siap beroperasi.
“Presiden ingin agar di setiap desa dan kelurahan tersedia pusat kegiatan ekonomi yang kuat. Jangan sampai warga mendapatkan sembako dengan harga tinggi karena rantai pasok yang terlalu panjang,” ujarnya.
Zulhas juga menyampaikan apresiasi kepada Gubernur Herman Deru yang dìnilainya cepat tanggap. Dalam mendukung program strategis nasional ini. Ia menyebut Sumsel sebagai salah satu provinsi yang paling progresif dalam implementasi KPM.
“Alhamdulillah Pak Gubernur selalu gercep (gerak cepat), menyambut baik. Dan mendukung program ini agar bisa berlangsung dengan lancar,” tambah Zulhas.
Selain mendirikan koperasi, pemerintah juga menggandeng lembaga perbankan. Seperti BRI dan BNI agar masyarakat desa memperoleh pendampingan. Dalam pengelolaan keuangan dan akses terhadap Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Dengan bunga yang rendah, KUR sangat membantu pelaku usaha di pedesaan. Kehadiran bank juga mengedukasi warga soal perbankan,” katanya.
Menariknya, Zulhas menegaskan bahwa KPM ini dibentuk murni. Dengan pendekatan bisnis dan tidak menggunakan dana dari APBN maupun APBD. Menurutnya, model ini dìharapkan lebih berkelanjutan dan mandiri dalam jangka panjang.
“Koperasi ini tidak menggunakan uang negara. Ini murni bisnis rakyat yang dìfasilitasi pemerintah agar tumbuh dari bawah,” tandasnya.
Turut hadir dalam kegiatan ini Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal Abdul Halim Iskandar. Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya. Serta Wali Kota Palembang Ratu Dewa. (hum/ril)