“Menggarap cetak sawah bukan hal yang mudah. Ini harus menjadi lahan yang produktif dan berkesinambungan,” tegasnya.
Proyek Nasional Strategis
Gubernur juga menilai proyek cetak sawah ini merupakan proyek nasional strategis. Yang perlu dukungan penuh dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah dan masyarakat.
Ia mengajak seluruh stakeholder bergerak cepat agar program berjalan maksimal.
“Proyek ini menyangkut kepentingan nasional dan masyarakat Sumsel. Jadi, secara administrasi harus dìpercepat dan semua pihak harus terbuka serta proaktif,” imbuhnya.
Pada kesempatan itu, Herman Deru menyampaikan apresiasi kepada jajaran TNI. Mulai dari Pangdam II/Sriwijaya hingga Babinsa, atas peran aktif mereka dalam pelaksanaan cetak sawah di Sumsel.
“Saya sangat berterima kasih karena mereka terlibat langsung. Baik secara fisik maupun pemikiran,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumsel, Bambang Pranomo. Melaporkan dari alokasi 48.000 Ha, sekitar 23.800 Ha masih menunggu kontrak. Dan telah dìrelokasi oleh pemerintah pusat.
Bambang juga menjelaskan kriteria lokasi cetak sawah. Antara lain kawasan dengan luas lebih dari 50 Ha dalam satu tata kelola air. Memiliki status kepemilikan tanah yang jelas, bukan kawasan hutan atau lahan sengketa. Serta berada di wilayah budidaya sesuai tata ruang.
Penandatanganan kontrak dìlakukan oleh Danrem 044/Gapo Brigjen TNI Adri Koesdyanto. Bersama perwakilan Dinas Pertanian dari Kabupaten Muara Enim, OKU Timur, Musi Rawas, dan PALI. Acara tersebut juga dihadiri Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis dan Staf Ahli Kementerian Pertanian RI, Suwandi. (hum/ril)