Yakni perusahaan umum daerah air minum atau yang sekarang kita kenal dengan PDAM Tirta Raja OKU. Tepatnya perubahan tersebut terjadi pada 1989.
Tampuk kepemimpinan di PDAM berpindah kepada Ir Rahman Zeith pada 1993. Pada masa Rahman inilah, pria ini terkenal pemimpin yang tegas dan tak mempan intervensi. Terutama soal kepegawaian.
“Rekomendasi siapa saja pokoknya tidak bisa tembus. Termasuk rekomendasi kepala daerah/bupati sekalipun,” kata salah seorang sumber TBMNEWS yang tidak mau jati dirinya terungkap.
Lalu, pimpinan selanjutnya adalah Edi Jayadi (1996), Iskandar Zulkarnain (2000), Jupri Oesman (2008), dan Abi Kusno (2016).
Hope untuk BDPA
Jika tak ada aral rintangan, Bertho Darmo Poedjo Asmanto (BDPA) menjalani pelantikan, mengucap sumpah janji pada Sabtu (9/3/2024). Pengumuman keputusan Pansel telah terbit sejak 1 Maret 2024.
Dan Abi Kusno pun, sudah berpamitan kepada staf dan karyawan PDAM Tirta Raja dengan menggelar apel pagi pada Selasa (5/3/2024).
Harapan (Hope) kita, setelah pelantikan, BDPA secepatnya bisa beradaptasi dengan lingkungan kerjanya yang baru. Juga beradaptasi dengan keadaan sosial dan budaya setempat.
Kemudian tentu melakukan koordinasi dan pemetaan persoalan yang ada di internal dan eksternal PDAM Tirta Raja.
Bila perlu BDPA bisa keliling dan turun ke lapangan untuk mengetahui keluhan masyarakat. Sehingga BDPA benar-benar memperoleh informasi yang ril dari lapangan, bukan hanya membaca laporan tertulis dan laporan lisan anak buah saja.
Beragam masalah di lapangan, misalnya masyarakat banyak yang tidak mendapatkan air, atau meski mengalir namun hasilnya tidak memuaskan.
Masalah lainnya, air tidak mengalir tetapi rekening tagihan masih jalan terus. Lainnya, kualitas air masih kurang, apalagi ketika Sungai Ogan dalam kondisi meluap alias banjir. Dan seterusnya dan seterusnya.
Yang jelas, kondisi pipanisasi (pipa besi) PDAM banyak yang keropos. Sebagai contoh pipa besi yang crossing (menyeberang) di jembatan Ogan 3 (depan rumah dinas bupati), banyak balutan karet ban.
Belum lagi persoalan internal kepegawaian. Terutama dalam perekrutan pegawai. Kita berharap dalam rekrutmen pegawai PDAM, hendaknya berdasarkan asas kebutuhan. Bukan karena ada tekanan (intervensi) apalagi titipan.
Termasuk apakah perlu melakukan perampingan struktur kepegawaian di PDAM menyesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi saat ini.
Saya kira BDPA akan mampu memenuhi harapan-harapan ini, sepanjang tidak ada intervensi dari pihak mana pun termasuk dari Kepala Daerah.
Selamat Datang Bung Bertho Darmo Poedjo Asmanto. Selamat bekerja. Kami tunggu karya dan terobosannya. (purwadi)