“Untuk seleksi awal kita menyerahkan sepenuhnya kepada para pengurus Cabor dan pelatihnya. Selanjutnya kita adakan seleksi lanjutan lewat tes VO2 Max,” kata Reza.
Sebelum pelaksanaan tes VO2 Max, tim KONI terlebih melakukan monitoring terhadap para Cabor. Untuk melihat secara langsung latihan atletnya.
Terhadap Cabor yang tidak mendapatkan medali pada Porprov lalu, lanjut Reza, pihanya masih mempertimbangkan jika ada atletnya yang berprestasi.
Misalnya Cabor tersebut dalam perkembangan saat ini, atletnya mampu menjuarai even perlombaan di lingkungan Sumsel maupun dìluar Sumsel, bisa saja ikut Porprov Muba.
“Asalkan masih ada kuota. Dan akan kita lihat nanti,” ujar Reza, sembari mengatakan kuota atlet per Cabor yang ikut Porprov Muba nanti, bisa saja bertambah ataupun berkurang, dengan melihat hasil VO2 Max.
Terkait musibah yang menimpa Ketum KONI, M Fahruddin yang tersandung masalah OTT KPK, Reza mengaku hingga saat belum ada pembahasan di internal KONI OKU.
Yang jelas, lanjut Reza, roda organisasi KONI masih tetap berjalan seperti biasa. Sembari menunggu perkembangan terkait proses hukum Ketum KONI di KPK.
Soalnya kata Reza untuk masalah yang menimpa Ketum KONI OKU lain konteksnya. Sehingga pihaknya masih menunggu perkembangannya.
“Kita masih wait and see (menunggu). Kita juga sudah dìhubungi pihak KONI Sumsel, baik saya selaku bendahara maupun sekretaris umum. Kita masih menunggu perkembangan lebih lanjut. Kalau sampai saat ini, di internal KONI OKU belum mengadakan rapat. Dan organisasi masih tetap jalan,” tutup Reza. (wad)