LUBUKBATANGLAMA – Kepala Desa Lubuk Batang Lama (LBL), Jusimani, bersama warga setempat membantah laporan yang menyebutkan adanya kekerasan dan penganiayaan terhadap rombongan relawan Prabowo-Gibran dan Bertaji.
Jusimani menegaskan informasi yang beredar di beberapa media online dan YouTube, yang menyebutkan ada korban hingga harus dìlarikan ke rumah sakit akibat tindakan kekerasan, tidaklah benar.
Dìketahui pada Selasa, 5 November 2024, Jusimani menjelaskan kepada media bahwa apa yang terjadi hanyalah perselisihan verbal antara warga dan rombongan relawan.
Sebelum kedatangan mereka, pihak relawan sudah meminta izin pada Senin, 4 November, sekitar pukul 10.30 WIB.
Mereka izin melakukan sosialisasi program Prabowo-Gibran di desa Lubuk batang lama.
“Mereka sudah saya izinkan untuk bersosialisasi dengan catatan tidak boleh meminta KK atau KTP dari warga, dan jumlah mereka tidak sedikit, mereka ada 8 mobil yang saya ketahui membawa mereka. Padahal mereka bilang cuma 6 mobil pada saya waktu mereka meminta izin ke saya,” ungkap Jusimani.
Namun, ketika pulang dari menghadiri rapat PMD, Jusimani menerima kabar adanya keributan antara warga dan tim relawan tersebut.
Ia langsung menanyakan kebenaran apa yang sudah terjadi pada perangkat desa. Informasi dari perangkat desa dan puluhan warga bahwa cuma terjadi cekcok mulut saja tidak ada kekerasan.
Menurutnya, pemberitaan yang beredar terlalu dìbesar-besarkan tanpa adanya konfirmasi sebelumnya kepadanya.
“Berita itu merugikan warga saya karena menyebut adanya kekerasan, padahal keributan yang terjadi hanya cekcok mulut,” ujarnya.
Klarifikasi Warga
Sejumlah warga desa, seperti Yanti, Eva, Yuli Asmarita, dan ibu ibu lain nya, memberikan keterangan soal kejadian itu.
Menurut mereka, rombongan yang mengaku sebagai relawan Prabowo-Gibran melakukan sosialisasi program bantuan untuk lansia di rumah-rumah warga.