F – PAN pun pada akhirnya menaruh curiga. Terhadap pihak-pihak yang seolah membuat jadwal pelantikan Ketua DPRD OKU ini menjadi berliku.
“Apakah pelantikan Ketua DPRD ini harus melalui mekanisme seperti pelantikan PAW Dina Ristika beberapa waktu lalu? Harus bagi-bagi duit gitu?,” tanya Erlan.
Kecurigaan
Nah, pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaan besar ini terus berkecamuk, khususnya bagi F – PAN. Yang memang berhak mendapat jatah kursi ketua dewan lantaran menjadi partai pemenang di Pileg 2024 lalu.
“Kami tidak tahu apa yang menjadi alasan kenapa mesti Banmus ulang. Kalau kami bertanya Sekretariat. Kami meyakini bahwa jawaban mereka (Sekretariat,red) akan menyandarkan bahwa Banmus ini hasil telaah pimpinan,” katanya.
Sekali lagi Erlan mengingatkan, bahwa PAN sudah pernah mengalami kejadian serupa. Yang sangat tidak mengenakkan saat PAW Dina Risika. Makanya, F – PAN, sangat tidak ingin hal tersebut berulang pada pelantikan ketua dewan kali ini.
“Kami ulangi pertanyaan kami, apakah pelantikan ini harus model seperti itu?. Mesti ada ‘angpao’ dulu supaya bisa terealisasi? Ingat, sudah ada keputusan Banmus sebelumnya yang sudah mengagendakan pelantikan, walaupun waktunya tentatif,” tandasnya.
Terpisah, portal ini sempat melontarkan beberapa pertanyaan kepada Sekretaris DPRD OKU (Sekwan), Iwan Setiawan, via pesan whatsapp. Namun tak dibalas.
Namun ketika dihubungi langsung lewat sambungan seluler, Iwan hanya menjawab, “Kita tunggukan sampai tanggal 16 Juni ini,” begitu poin jawabannya.
Sementara itu, dua unsur pimpinan DPRD OKU, Parwanto dan H Rudi, belum dapat dikonfirmasi.
Pertanyaan yang dikirim via WA ke Parwanto tidak direspon. Sedangkan pertanyaan serupa yang dikirim ke H Rudi, tidak masuk. Diduga, nomor HP-nya sudah berganti. (ep/and)