Yenny pun berpesan kepada masyarakat yang terdampak untuk dapat menjadikan bencana banjir ini sebagai momentum menjaga lingkungan.
“Jangan dikit-dikit nebas pohon. Mari kita jaga lingkungan,” ingat Yenny, seraya meminta doa kepada masyarakat agar kedepan OKU mendapatkan pemimpin terbaik.
Faktor Lingkungan
Sedangkan YPN menambahkan, bahwa ada faktor kerusakan lingkungan (akibat pertambangan dan perkebunan kelapa sawit) di bagian hulu, sehingga jumlah air tak mampu tertampung di bagian hilir.
“Saya yakin kalau lingkungannya tidak diperbaiki, masalah banjir tidak akan pernah selesai. Kita meminta pemerintah daerah proaktif dalam menangani permasalahan banjir,” kata YPN.
Di sisi lain, Kepala Desa (Kades) Laya, Erlan, menyampaikan walau bantuan yang diberikan dirasa belum mencukupi untuk mencover seluruh warga terdampak di desanya, pihaknya tetap menyampaikan ucapan terima kasih atas kunjungan dan niat baik YPN – YESS.
“Ada 401 KK yang terdampak banjir di desa kami. Kalau banjir pertama, jumlah terdampak juga sama, 400-an KK. Namun ketinggian banjir kedua ini lebih tinggi dari sebelumnya,” ujar Kades dalam laporannya.
Setelah dari Laya, Yenny – YPN bersama rombongan langsung meluncur ke Dubara (dusun baturaja). Kawasan dalam kota ini juga terdampak banjir.
Selain memberikan bantuan, Yenny memanfaatkan kesempatan itu untuk bernostalgia.
Ya, di RT 3 RW 1 Dubara ini ternyata menjadi tempat Yenny tumbuh. Dia punya banyak kenang-kenangan semasa kecil disana.
“Saya punya kenangan disini. Di rumah Abdullah Sani, kakek saya. Saya lahir, kecil sampai SD disini. Dan biasa mandi sungai. Itu saya berenang disana,” kata Yenny sembari menunjuk jalan ke sungai.
Di Dubara, Yenny memberikan bantuan 1 ton beras, 50 kg telur serta 50 dus mie instan.
“Semoga bantuan ini bisa sedikit membantu meringankan warga terdampak banjir,” pungkasnya. (and/win)