Pasar Tak Bertuan

oleh
oleh
Kondisi awal Pasar Korpri Ogan 4
Kondisi awal Pasar Korpri Ogan 4

“Ketika Pak Kuryana masih ada, kami sempat menyarankan agar ada payung hukum mengenai pengelolaan pasar korpri. Dan beliau sudah setuju. Namun, keburu beliau meninggal,” kata Imam saat berbincang tahun lalu.

Maksud Imam, untuk pengelolaan pasar terserah. Mau Perumda Pasar maupun pihak lain silakan. Yang penting kata Imam ada kejelasan.

“Dulu, waktu Dirut Pasar yang lama (Malkomar), saya pernah minta legalkan itu. Buat karcis atau tiket untuk pemasukan ke Perumda Pasar. Tetapi Pak Malkomar tidak berani,” tambah Imam.

 

Langgar Perda Tata Ruang

Pasar Korpri Ogan 4 Tanjung Baru katanya melanggar Perda Tata Ruang Kota. Jalur ogan 4 tersebut bukan peruntukkan pasar.

“Itu melanggar Perda Tata Ruang. Kita sudah sampaikan ke Pemerintah (Pemkab OKU) mengenai usul orang minta legalkan pasar Korpri. Jawaban pemerintah dalam hal ini Dinas PUPR, itu melanggar Perda Tata Ruang,” kata Radius Susanto, Direktur Perumda Pasar.

Lah, memang betul. Jelas peruntukkan lahan dan bangunan lapangan Korpri itu dahulunya untuk lapangan upacara.

Artinya, kita sudah sama-sama mafhum (paham) bahwa itu bukan peruntukkannya. Nah, kalau sudah tahu bahwa itu salah sejak awal, kenapa disetujui pemindahan pedagang tumpahan (kaki lima) itu.

Maksudnya ketika ada rencana pemindahan pedagang tumpah di pasar atas ke lapangan Korpri, tidak ada masukan ke Bupati bahwa itu melanggar tata ruang.

Apalagi pemindahan pedagang itu melibatkan berbagai pihak yakni Perumda Pasar, Dinas Perhubungan dan Pol PP. Para pemangku kepentingan sudah mengetahuinya sejak awal.

Apalagi Pol PP adalah suatu perangkat kerja daerah atau lembaga yang berfungsi untuk menjalankan aturan yang namanya Perda (peraturan daerah).

Sekarang sudah kadong Pasar Korpri aktif dan berjalan lancar. Pembeli dan pedagang sudah sama-sama nyaman di sana. Itu pun hanya aktif sejak dinihari hingga pukul 08.00 pagi. Sisanya kosong melompong.

Lalu mereka akan dipindahkan lagi alias pasar korpri ditutup. Dan membuka kembali pasar induk Batukuning. Apakah ada jaminan ramai pengunjung?

Kondisi sekarang saja hanya operasi beberapa jam saja. Bagaimana di pasar Induk nanti. Jangan sampai ada istilah meninggalkan bara untuk mengejar asap.

Dengan kata lain, menghidupkan yang mati (Pasar Induk) dengan mematikan yang hidup (pasar Korpri ogan 4). Yang bagus itu. Sama-sama hidup. Jangan ada yang dimatikan. (purwadi)

No More Posts Available.

No more pages to load.