PEMIMPIN MACHIAVELLIAN ADALAH MAUT

oleh
oleh
Masayu Indriaty Susanto SSi
Masayu Indriaty Susanto SSi

Dìa lah yang pertama kali memisahkan antara etika dan moral dari politik. Juga memisahkan agama dari politik. Dan mengajukan konsep negara sekuler.

Pemikirannya pun menjadi antitesis bagi “politik ideal” yang tidak memisahkan etika dan politik ala Plato atau Aristoteles.

Pada praktik pemerintahan Machiavellian, pemimpin punya kecenderungan untuk berbohong, memanipulasi, dan mengeksploitasi ketakutan publik.

Serta menghalalkan segala cara agar masyarakat mengikuti aturan untuk mewujudkan apa yang mereka anggap sebagai “kebaikan bersama”.

Dalam buku itu pula, Machiavelli menuturkan, seorang pemimpin lebih baik ditakuti daripada dìcintai jika ingin mempertahankan kekuasaannya.

Cinta, menurut Machiavelli, bisa berubah dalam sekejap. Namun rasa takut akan menetap. Dan ini dìperlukan dalam kepemimpinan yang baik dan kuat, dan mencegah pemberontakan.

Menghalalkan segala cara ini termasuk pula memanfaatkan ekologi media dan praktek jurnalistik yang buruk. Yang sering kali memberikan ruang yang lebar untuk tokoh-tokoh yang lantang namun menyesatkan.

Di era ini, kita mengenal praktek seperti ini dalam maraknya komunikasi politik menggunakan buzzer dan influencer. Yang lantang menyampaikan pesan si pembayar. Bukan menyampaikan kebenaran.

Karakter Machiavelli inilah yang kemudian menghasilkan Machiavellisme dalam ilmu psikologi kepribadian.

Karakter Machiavelli adalah salah satu dari tiga jenis karakter dark triad, tiga karakter gelap yang harus dìhindari. Machiavellisme, narsistik, dan psikopati.

Namun berbeda dengan narsistik yang haus validasi, Machiavellian justru seorang manipulator ulung.

Untuk itu, Machiavellian tidak segan-segan untuk memanipulasi orang lain, berbohong, bertindak tidak berperasaan, dan mengabaikan etika dan moralitas.

Dan sebagai seorang manipulator ulung, seorang pemimpin berkarakter Machiavellian akan tampil humanis, menjadi sosok yang baik, dan menarik simpati.

Namun, mereka adalah pembohong yang mahir. Dan untuk mencapai tujuan, mereka tidak segan mengorbankan orang lain.

Machiavellian mencapai tujuannya dengan manipulasi dan strategi. Mereka cerdas, intens, dan percaya diri.

Karena itulah, dari tiga kepribadian gelap, Machiavellisme adalah yang paling berbahaya.

Bagaimana menghadapi seorang Machiavellian?

Beri batasan tegas. Mengikuti semua keinginan seorang Machiavellian hanya akan memperburuk karakter amoral dan manipulasinya.

Meski berpenampilan humanis, seorang Machiavelllian cenderung tidak berperasaan. Jangan percaya semua manipulasinya. Tegaskan jika kalau dia buruk, maka semua orang akan melihatnya buruk pula

Pemimpin yang menunjukkan sifat Machiavellian tinggi sering kali memiliki kepekaan yang tajam terhadap situasi dan mahir membaca serta memanipulasi dìnamika sosial. Bagi Machiavellian, keaslian—atau setidaknya keterbukaan—sangat penting bagi kepemimpinan yang baik.

Bagaimanapun, setiap pemimpin “yang berusaha menipu” akan selalu menemukan seseorang yang akan “membiarkan dìrinya tertipu.”

Selain Boris Johnson, gaya kepemimpinan Adolf Hitler dan Steve Jobs (dalam kepemimpinan korporat) dìnilai banyak mempraktekkan gaya Machiavellisme.

Bagaimana di negara kita? (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.