Pergerakan Elit ASN

oleh
oleh

Sehingga dengan mudahnya sang calon menggerakan elit ASN ini untuk mendulang suara.

Dan ini terjadi hampir di seluruh daerah. Baik Pilkada Gubernur maupun Bupati dan walikota yang ada calon incumbent atau petahana.

Petahana di sini bukan berarti hanya orang yang menjabat kepala daerah lalu kembali maju lagi.

Petahana bisa juga karena orang tuanya kepala daerah dua periode dan karena tidak bisa maju lagi, ia mencalonkan anak, menantu atau istrinya.

Dan tentu sebagian elit ASN yang merasa punya hutang budi karena ‘dìtolong’ berusaha balas jasa.

Karena ia dìjadikan pejabat eselon 2 (Kepala OPD). Kemudian sang elit ASN ini berusaha menggerakkan massa terutama ASN di lingkungan kerjanya untuk memilih jagoannya.

 

Manfaatkan Momen

 

Modus operandi elit ASN untuk membantu jagonya sangat beragam. Ada yang menggelar acara sosialisasi di instansinya.

Pesertanya ASN dan atau masyarakat sekitarnya. Tentu yang terpenting menghadirkan perwakilan si paslon. Bisa istri, anak, suami atau perwakilan tim paslon.

Mereka elit ASN terutama kepala OPD sangat tahu kalau menghadirkan sang calon langsung, itu perbuatan melanggar.

Tetapi, terkadang masih ada saja yang nekat menghadirkan sang calon langsung. Dengan dalih si calon menjabat ketua organisasi tertentu.

Sehingga dìanggap calon hadir bukan karena dia mencalonkan diri sebagai kepala daerah, melainkan karena jabatan di organisasi itu.

Modus lainnya ajang silaturahim atau pengajian rutin. Atau arisan bulanan. Pokoknya ada saja momen yang mereka manfaatkan.

Tak penting acara apa yang mereka gelar. Bagi mereka yang penting tujuan tercapai. Yakni ‘memuluskan’ jagonya menuju kursi kepala daerah.

Bagaimana di OKU? Tentu anda bisa menjawabnya sendiri. (*)

No More Posts Available.

No more pages to load.