Jika warga enggan melapor, penularan DBD bisa tidak terkendali.
Vaksin Dengue dan Bakteri Wolbachia
Sampai sekarang DBD belum ada obatnya. Karena itu DBD termasuk penyakit serius yang diwaspadai.
Namun, seperti penyakit yang disebabkan virus, DBD pada dasarnya adalah penyakit self healing, akan bisa sembuh sendiri. Dengan catatan jika daya tahan tubuh pasien prima.
Penyakit ini memiliki ciri khas yang disebut pelana kuda. Pasalnya, pada hari pertama hingga keempat, penderita akan mengalami demam tinggi.
Pada hari kelima, demam itu akan turun. Pada hari keenam dan ketujuh, demam mungkin akan timbul lagi.
Siklus naik turun inilah yang disebut pelana kuda.
Namun, titik kritis penyakit ini terjadi justru pada hari keempat. Saat demam turun. Saat itu bisa terjadi penurunan jumlah trombosit yang drastis.
Kondisi ini, jika tidak ditangani segera, bisa menyebabkan pecahnya pembuluh darah dan penderita akan mengalami pendarahan. Kondisi inilah yang harus diwaspadai.
Berita baiknya, saat ini vaksin DBD kini telah beredar di Indonesia. Vaksin dengue QDENGA terdaftar atas nama PT Takeda Indonesia dan diproduksi oleh IDT Biologika GmbH Jerman.
Namun, sampai saat ini vaksin itu belum dijadikan program nasional oleh pemerintah. Efektifitasnya masih dikaji.
Negara yang pernah menjadikan vaksin DBD sebagai program nasional adalah Filipina pada 2016. Vaksin yang digunakan bernama vaksin Dengvaxia yang diproduksi oleh Sanofi Pasteur.
Namun, negara itu langsung menyetop pemberian vaksin dengue saat banyak anak-anak yang justru menjadi terinfeksi DBD setelah divaksin.
Hasil penelitian menunjukkan, vaksin itu efektif mencegah keparahan bagi anak yang pernah terinfeksi DBD. Namun justru berbahaya bagi anak yang belum pernah terinfeksi.
Yang kini tengah digalakkan adalah pemberantasan nyamuk Aedes Aegepty dengan menggunakan agen biologi bakteri wolbachia.
Wolbachia adalah bakteri alami yang banyak ditemui pada berbagai jenis serangga. Melalui riset ilmiah yang dilakukan oleh para peneliti World Mosquito Program (WMP), bakteri Wolbachia yang disuntikkan ke nyamuk aedes aygepti mampu mencegah replikasi virus dengue yang menjadi sumber penyakit DBD.
Sejauh ini, teknologi wolbachia tengan dilakukan di Bantul dan Sleman, Yogyakarta. Jika teknologi ini menjanjikan hasil yang efektif, semoga saja kita akan segera berdamai dengan virus dengue ini. (*)
Penulis adalah jurnalis senior Jawa Pos Grup