Berkah Sekaligus Bencana

oleh
oleh

Ternyata Sungai Ogan melawan. Kondisinya meluap karena semuanya bertumpuh ke Sungai Ogan.

Lagian, logikanya kalau hanya hulunya atau anak sungai yang di hulu saja yang direvitalisasi (pengerukan), sedangan bagian hilir tidak. Itu sama saja bohong.

Sebab jika terjadi hujan permukaan Sungai Ogan juga mendadak naik dan meluap. Sehingga terjadi tendangan balik atau arus balik.

Air dari anak sungai tertahan, bahkan kalah dan berbalik arah. Itu tadi permukaan Sungai Ogan tidak lebih rendah dari anak sungai.

Jika begini mulai saling tuding. Mencari kambing hitam. Saling menyalahkan. Bahkan ada saja yang menggerutu dalam hati “Ya Tuhan kenapa begini,”.

Ada juga yang menyalahkan pemerintah daerah karena tidak bisa mengatasi masalah banjir ini.

Berhentilah saling menyalahkan. Sebaiknya kita introspeksi diri masing-masing.

Ayo sadar diri. Sudahkah kita peduli kebersihan lingkungan. Tak usah jauh-jauh. Di sekitar rumah kita. Bersihkah siring rumah kita.

Bak kata pepatah, semut di seberang lautan tampak, gajah di pelupuk mata tak kelihatan.

Begitulah kita. Bisanya saling menyalahkan. Ujung-ujungnya Tuhan pun disalahkan. Kenapa menurunkan hujan yang banyak.

Hai manusia sadarlah. Bukankah kerusakan itu ulahmu sendiri. Kenapa merambah hutan. Membangun rumah tak bertiang di tepi sungai.

Kenapa menutup tempat aliran air. Kenapa dan kenapa. Itu salahmu sendiri manusia. Padahal kau adalah ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

Kau punya akal pikiran. Kenapa tak digunakan untuk berpikir dan menganalisanya.

Tuhan sudah memberikan yang terbaik untukmu. Dan Tuhan Maha Bekehendak dan Maha Benar. Milik-Nya lah seru sekalian alam. Mau diapakan terserah Dia. (purwadi)

No More Posts Available.

No more pages to load.