Yang murah, isi Carica 1 sampai 3 potong daging Carica. Kemasannya rata-rata Cup kecil bertutup plastik press. Berbagai logo dan merek dagang.
Itu tadi, kita bisa membedakannya. Yang murah, isi daging Carica lebih sedikit. Sehingga persis, kita hanya minum air manisnya saja. Seuger sekali. Apalagi dìsimpan di kulkas.
Manisan Carica terbuat dari buah Carica, air gula dan pewarna makanan. Wajar jika manisan ini merupakan home industry bagi masyarakat di sana.
Tanaman Carica mirip pepaya pada umumnya. Bentuk daun, batang dan buahnya sama. Tapi pohonnya perdu tak berkayu. Tingginya 1 sampai 2 meter. Carica lebih kerdil. Daun dan cabangnya pendek.
Buah Carica kecil-kecil dìbandingkan Pepaya biasa. Bentuknya persegi seperti belimbing. Yang masak warnanya kuning.
Bergizi
Buah Carica kaya akan gizi. Kalsium, gula, dan vitamin A dan C. Bisa dìbuat manisan, asinan, selai, sirup dan jus. Penderita gula darah dan hipertensi tidak dìanjurkan mengkonsumsi buah ini.
Namun, Pepaya Dieng ini sangat baik untuk usus. Memperbaiki pencernaan. Kandungan Papainnya bisa menetralkan pH tubuh dan membunuh bateri jahat dalam usus.
Bahkan Pepaya Dieng mengadung zat Agrinin yang berfungsi membunuh sel kanker dalam tubuh. Daunnya bisa dìgunakan untuk merebus daging agar lembut.
Pepaya Dieng tanaman khas Wonosobo dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Tumbuh subur di dataran tinggi antara 1.500 sampai 3.000 meter di atas permukaan laut (Dpl).
Konon tanaman ini berasal dari Andes, Amerika Selatan. Tanaman ini masuk ke Indonesia pada masa perang dunia II. Dìbawa oleh pemerintah kolonial Belanda.
Pepaya Dieng termasuk Ordo: Brassicales. Family: Caricaceae, dan Genus: Vasconcellea, Spesies: Vasconcellea pubescens.
Tanaman Pepaya Dieng kebanyakan dìtanam oleh petani Sembungan dìantara guludan/bedengan tanaman kentang. Ada juga wortel dan daun bawang serta Selada.
Kebun ini juga yang sempat dìkunjungi mahasiswa Agroteknologi dan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Baturaja.
Mahasiswa Agrotek lebih fokus pada teknis budidaya. Anak agri fokus kepada sosial, bisnis dan penghasilan petaninya.
Tanaman ini menghijau di lereng bukit, pekarangan rumah. Bahkan, di pinggir kiri kanan lorong menuju Bukit Sikunir.
Wajar saja. Penduduk Sembungan yang berpenduduk sekitar 1.200 jiwa itu terlihat makmur. Hasil pertanian melimpah ruah. Plus penghasilan dari berdagang di seputaran tempat wisata.
Pepaya Dieng jadi oleh-oleh andalan. Mungkin tanaman ini bisa tumbuh normal di Pagaralam, Ranau dan Muaradua Kisam. Anda Tak percaya?. Coba saja buktikan! (*dosen pendamping fieldtrip mahasiswa)