“Orang sudah bisa tahu dengan sendirinya. Contohnya, jika si A nyaleg di dapil A, itu orang bisa download C Plano-nya (C hasilnya). Begitu pun lokasi TPS, itu bisa download semua,” sebutnya.
Singkatnya, seluruh proses tersebut, sampai rekap bahkan hingga surat suara sampai kabupaten (KPU Kabupaten). Pemantauannya sudah melalui teknologi semua.
“Dan kita ikut juga dengan proses teknologi yang hari ini dilakukan KPU RI. Ini sudah ada kemajuan,” ujarnya.
Sehingga, sambung Handoko, dalam proses ini terpantau semua, tidak ada lagi yang bisa tertutupi dan tidak bisa terlihat. Kecuali ketika orang orang memilih di dalam TPS.
“Dengan adanya tingkatan-tingkatan inilah, maka kawan-kawan berpikirlah untuk bekerja. Bekerjalah dengan baik. Jangan berpikir yang macam-macam,” ulangnya lagi.

Sementara itu, Ketua KPU OKU, Ade Satria Dwi Putra mengatakan, pelaksanaan simulasi ini merupakan kali kedua oleh KPU OKU.
Simulasi kali ini bertujuan agar penyelenggara (PPK, PPS dan KPPS) bisa memahami dan menguasai teknis penyelenggaraan Pemilu 2024.
Baik saat proses pemungutan maupun ketika penghitungan suara pada 14 Februari 2024 nanti.
Simulasi tersebut mengacu kepada PKPU (Peraturan KPU) Nomor 25 tahun 2023, dan Petunjuk Teknis Pemungutan dan Penghitungan Suara Nomor 66 Tahun 2024.
“Semoga simulasi pelaksanaan pemungutan dan rekapitulasi suara Pemilu 2024 mendatang berjalan lancar dan sukses,” pungkasnya.
Tampak hadir dalam simulasi tersebut, komisioner KPU OKU, Mario Restu Prayogi, Supriyadi, Rahmat Hidayat dan Ketua KPU OKU Ade Satria Dwi Putra. Juga para PPK dan PPS di Kabupaten OKU. (wad/win)