Cari Selamat Tapi Blunder

oleh
oleh
Ilustrasi Blunder dan Tidak Tepat Sasaran
Ilustrasi Blunder dan Tidak Tepat Sasaran

*Oleh Purwadi, Jurnalis di OKU

KASUS Caleg Mir dan anaknya AA semakin blunder. Terutama tindakan pengacaranya yang mencoba ‘mengintimidasi’ wartawan dan media.

Meski dengan kalimat mengimbau semua pihak termasuk wartawan untuk menghentikan berita simpang siur yang tanpa terkonfirmasi dengan narasumber.

Itu sudah bentuk intimidasi dan pelanggaran UU No 40 Tahun 1999 Tentang Pers. Kalimat itu, sudah bentuk intimidasi dan upaya untuk menghalang-halangi kerja wartawan/pers.

Mana mungkin wartawan berani meberitakan kasus besar itu tanpa ada bukti dan rekaman narasumber.

Pasca pemberitaan mencuat. Terutama ketika Minggu malam (3/3/2024) Mir dan AA bertemu di Jl Pancur dengan oknum Komisioner Bawaslu OKU, FR dan AK.

Lalu, ending, FR dan AK bergeser ke sebuah hotel dan berakhir dengan keduanya dibawa ke Polres OKU. Yang belakangan kata Kapolres mereka (2 anggota Bawaslu) minta pengamanan karena merasa terancam.

Dan meledaklah pemberitaan. Intinya diduga terjadi kasus suap atau upaya memenangkan Caleg Mir dengan imbalan uang kepada oknum anggota Bawaslu. Jumlahnya mencapai Rp 1,34 M (silakan baca berita sebelumnya).

Bahkan, suara yang kedua oknum Bawaslu ini janjikan kepada AA dan Mir mencapai 4000 an suara. Perkaliannya Rp 300.000 per suara. Nilainya Rp 1,2 M. Belum lagi biaya jasa tambahan lainnya. Sehingga totalnya Rp 1,34 M.

Sekarang AA dan Mir menggunakan jasa Pengacara dari Jakarta. Achmad Rowa namanya. Pengakuan A Rowa, dia resmi sebagai pengacara pada 7 Maret 2024. Atau tiga hari setelah kasus ini meledak di pemberitaan.

Langkah awal A Rowa selaku kuasa hukum terbilang aneh. Dia memulai dengan ‘menyerang’ wartawan dan media yang meberitakan kejadian Minggu malam (dinihari), 3 Maret 2024.

A Rowa meminta kepada siapa pun termasuk wartawan untuk menghentikan pemberitaan masalah itu, kalau tidak terkonfirmasi kepada narasumber. Maksudnya terkonfirmasi kepada AA dan Mir.

Keyakinan A Rowa masalah berita itu tidak valid, karena katanya atas pengakuan AA kepadanya. Bahwa AA merasa tidak pernah memberikan pernyataan kepada wartawan.

Ha ha ha lucu. Mana mungkin wartawan profesional membuat berita yang mengada-ada. Tidak akan berani wartawan membuat berita tanpa bukti yang mereka punya.